Tujuh Tahap Persebaran Hadis Nabi

Dec 09, 2024 07:38 PM - 1 bulan yang lalu 56648

KincaiMedia, JAKARTA -- Hadis merupakan sumber kedua aliran Islam, ialah setelah Alquran. Ada tujuh tahap yang berangkaian dengan diseminasi hadis.

Periode pertama adalah masa wahyu dan pembentukan norma serta dasar-dasarnya. Pada masa ini, Nabi Muhammad SAW hidup di tengah masyarakat.

Ketika itu, Rasulullah SAW memerintahkan sahabatnya menuliskan setiap wahyu yang turun. Secara bersamaan, beliau melarang menulis hadis. Tujuannya agar semua potensi diarahkan pada penulisan ayat-ayat Alquran.

Namun, kemauan para sahabat mencatat sabda tak bisa dibendung. Hal ini disebutkan oleh Anas bin Malik: "Ketika kami berada di sisi Nabi, kami simak hadisnya. Ketika selesai (Nabi SAW pulang), kami mendiskusikan sabda tersebut hingga kami menghafalnya."

Kala itu, sabda diterima para sahabat ada yang secara langsung, ialah melalui majelis pengajian serta lantaran respons terhadap perilaku umat yang memerlukan penjelasan langsung dari Rasul SAW.

Ada juga sabda yang diterima secara tak langsung. Biasanya perihal itu diakibatkan oleh beberapa hal, seperti kesibukan yang dialami sahabat, tempat tinggal sahabat yang jauh, alias emosi malu untuk bertanya langsung kepada Nabi SAW.

Sebagai contoh, munculnya sebuah sabda yang sebagai jawaban atas pertanyaan seorang perempuan. Muslimah itu bertanya mengenai gimana langkah membersihkan diri dari haid.

Periode kedua. Ini dikenal pula sebagai masa membatasi sabda dan menyedikitkan riwayat. Ini tepatnya terjadi pada masa empat khalifah utama: Abu Bakar ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib.

Terutama pasca-syahidnya Utsman, situasi politik dan perpecahan umat Islam berkapak pada penyebaran hadis. Maka, umat Islam diingatkan untuk mencermati sabda yang mereka terima.

Periode ketiga. Ini disebut juga masa penyebaran riwayat ke kota-kota yang berjalan hingga era tabiin besar. Dalam fase ini, daulah Islam meluas hingga ke Syam, Irak, Mesir, Persia, Samarkand, serta Spanyol.

Ketika itu, misal, seorang sahabat yang mendengar sebuah riwayat yang belum pernah didengarnya, bakal berjamu ke daerah sahabat lain yang disebut meriwayatkan sabda itu. Sebagai contoh, dalam riwayat Imam Bukhari, Ahmad, dan at-Tabari serta al-Baihaki disebutkan, Jabir pernah pergi ke Suriah dengan maksud seperti di atas.

Selengkapnya