Us$ 85.000 Berpotensi Jadi Support Baru Bitcoin Pasca ‘dihantam’ The Fed

Dec 20, 2024 01:26 PM - 5 bulan yang lalu 171422

KincaiMedia – Seorang analis mata duit digital ternama ialah Justin Bennet memperingatkan bahwa Bitcoin (BTC) bisa mengalami penurunan lebih jauh jika momentum kenaikan tidak dapat dipertahankan. Peringatan ini muncul di tengah ketidakpastian pasar setelah pernyataan Ketua The Fed, Jerome Powell, yang mengguncang pasar keuangan.

Melansir dari dailyhodl.com, Justin Bennet di akun X-nya menjelaskan bahwa Bitcoin dapat turun hingga US$ 85.000 jika tidak bisa kembali menembus US$ 102.000.

Pengaruh Pernyataan Powell Terhadap Pasar

Menurut Bennet, pernyataan Powell yang menegaskan bahwa The Fed tidak diizinkan untuk memegang Bitcoin menjadi salah satu pemicu utama kejatuhan pasar. Tidak hanya pasar mata duit digital yang terpengaruh, tetapi pasar saham juga mengalami tekanan besar.

“Isyarat Powell pada hari Rabu memicu kejatuhan pasar saham. Nasdaq anjlok 3,6 persen dalam sehari, DXY melonjak 1,2 persen ke level kunci 108.00, dan imbal hasil obligasi naik 3 persen ke level tertinggi dalam tujuh bulan terakhir. Ini adalah fase ‘risk-off’ hingga ada tanda-tanda perubahan,” ungkap Bennet.

Bennet menjelaskan, Bitcoin saat ini berjuang untuk mempertahankan posisinya di atas US$ 102.000. Jika level ini tidak dapat dicapai kembali, Bitcoin berisiko jatuh ke level support berikutnya.

“Jika Bitcoin tidak bisa merebut kembali US$ 102.000, maka pemisah bawah saluran perdagangan saat ini bakal menjadi tujuan berikutnya,” ujarnya.

Baca Juga: The Fed Tolak Mentah-Mentah Gagasan Trump Menyoal Cadangan Bitcoin Strategis, BTC Turun!

Ia menambahkan, jika pemisah tersebut maka Bitcoin bisa turun lebih jauh ke US$ 91.600, apalagi hingga US$ 85.000.

Meski memberikan peringatan tentang kemungkinan penurunan, Bennet tetap optimis bahwa pasar bullish Bitcoin belum berakhir. Ia mengingatkan bahwa koreksi 20-30 persen adalah perihal biasa selama siklus bullish Bitcoin.

“Menurut saya, pasar bullish belum berakhir. Seperti yang kita tahu, Bitcoin sering mengalami beberapa koreksi besar dalam setiap pasar bullish, dan saat ini tidak bakal berbeda. Bersiaplah lantaran potongan nilai liburan 2024/2025 bakal segera dimulai,” kata Bennet.

Bennet juga menyoroti pentingnya Bitcoin untuk memisahkan diri dari pengaruh pasar saham. Saat ini, pasar saham terlihat siap untuk penurunan lebih lanjut, yang bisa terus membebani performa Bitcoin.

“Jika Bitcoin betul-betul mau menembus pola ini, maka Bitcoin kudu memisahkan diri dari saham yang tampaknya sedang fase penurunan berikutnya,” paparnya.

Disclaimer: Semua konten yang diterbitkan di website KincaiMedia ditujukan sarana informatif. Seluruh tulisan yang telah tayang di KincaiMedia bukan nasihat investasi alias saran trading.

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata duit kripto, senantiasa lakukan riset lantaran mata duit digital adalah aset volatil dan berisiko tinggi. KincaiMedia tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun untung anda.

Selengkapnya