Waspada, Bahan Kimia Di Perlengkapan Rumah Tangga Ini Bisa Pengaruhi Iq Anak

Feb 12, 2025 12:20 PM - 1 bulan yang lalu 19967

Jakarta -

Tanpa disadari, perlengkapan rumah yang Bunda gunakan mengandung bahan kimia. Salah satu bahan kimia yang turut bisa memengaruhi IQ anak adalah phthalate alias flatat.

Penggunaan bahan kimia dalam kehidupan sehari-hari bisa berakibat signifikan terhadap perkembangan anak. Bahan kimia umumnya ditemukan pada produk pembersih, kosmetik, mainan anak, hingga perlengkapan rumah tangga.

Dikutip dari malam CNN Health, sebuah studi menemukan bahwa pada usia tujuh tahun, anak-anak yang terpapar lebih banyak bahan kimia flatat mempunyai IQ lebih dari enam poin lebih rendah daripada anak-anak yang terpapar bahan kimia dengan kadar lebih rendah.

Banner Puasa Qadha

Bahan kimia yang pengaruhi IQ anak

Flatat merupakan kandungan yang digunakan untuk membikin plastik lebih elastis dan lebih susah pecah. Tidak hanya itu, kandungan ini juga bagus dalam membantu bahan kimia membawa aroma tertentu.

Bahan ini ditemukan dalam beragam macam peralatan yang digunakan setiap hari. Misalnya saja seperti wadah untuk menyimpan makanan alias memanaskan makanan dalam microwave. Flatat juga ada di penyegar ruangan, seprai, sampo, kosmetik, dan banyak perihal lain yang bisa ditemukan di sekitar rumah.

The Environmental Protection Agency alias Badan Perlindungan Lingkungan memperkirakan lebih dari 470 juta pon flatat yang diproduksi setiap tahunnya.

Kandungan ini bisa berhujung di dalam tubuh setelah makan alias minum makanan yang telah bergesekan dengan flatat, Bunda. Tidak hanya itu, Bunda dan family juga bisa menghirupnya dari uap alias debu yang mengandung partikel flatat.

"Dalam beberapa tahun terakhir, flatat berada di bawah pengawasan yang lebih ketat," ujar penulis utama studi tersebut, Pam Factor-Litvak.

Studi terbaru ini berfokus pada kesehatan 328 ribu Bunda dalam kota dan anak-anak mereka. Para intelektual mengukur bahan kimia ini dengan memandang jumlah flatat yang ada di dalam urine Ibu pada trimester ketiga.

Tes IQ juga diberikan kepada anak-anak ketika mereka berumur tujuh tahun. Tes ini mengevaluasi seberapa sigap seorang anak memproses informasi, gimana mereka menggunakan penalaran persepsi mereka, gimana anak menggunakan memori kerja mereka, dan menguji pemahaman verbal mereka.

Para peneliti menyaring unsur-unsur yang sudah berakibat negatif pada IQ anak. Unsur-unsur ini termasuk tingkat pendidikan Bunda, persepsinya tentang kesulitan dan akses yang dia miliki terhadap makanan dan busana yang layak, serta kepuasannya terhadap kondisi hidupnya.

Para peneliti juga memeriksa lingkungan anak-anak dan paparan mereka terhadap asap rokok. Bahkan, setelah menyaring faktor-faktor ini, para peneliti pelihat perbedaan IQ-nya.

Para intelektual tidak tahu kenapa mungkin ada hubungan antara bahan kimia dengan IQ ini. Flatat bisa memengaruhi langkah kerja hormon seseorang, Bunda.

Selama perkembangan, hormon memengaruhi perkembangan otak dan organ lainnya. Namun, penelitian ini tidak menunjukkan secara pasti bahwa bahan kimia ini bisa merusak otak.

"Kami sedikit terkejut dengan besarnya penurunan IQ. Kami tidak senang dengan temuan ini lantaran flatat sangat tersebar di mana-mana di lingkungan," ujarnya.

Flatat dapat meniru hormon tubuh

Sejak tahun 1930-an, para intelektual telah menggunakan bahan kimia flatat untuk membikin beragam barang. Misalnya gorden bilik mandi, kosmetik, hingga wadah makanan.

Flatat juga digunakan untuk beragam tujuan, Bunda. Mulai dari untuk mempertahankan aroma yang digunakan dalam wewangian, untuk melembutkan dan memperkuat plastik, hingga membantu produk topikal seperti losion serta kosmetik bisa menempel serta menyerap pada kulit.

Dilansir dari laman NRDC, pada tahun 1990-an, penelitian menunjukkan bahwa flatat juga bisa meniru hormon alami di dalam tubuh. Para intelektual pun merasa cemas bakal pengaruh kesehatan dari bahan kimia yang satu ini.

"Hormon beraksi pada tingkat bagian per triliun dalam tubuh secara normal. Itu sepersekian sendok teh di kolam renang untuk ukuran olimpiade, Setiap perubahan dalam rasio itu bisa mengganggu kegunaan normal tubuh Anda seperti pengganggu endokrin terkenal BPA dan DDT, flatat sangat rawan bagi Ibu mengandung dan bayi," ujar intelektual senior di NRDC, Jennifer Sass.

Saat tertelan oleh Ibu hamil, flatat bisa menyebar melalui aliran darah dan bergesekan langsung dengan janin yang sedang berkembang. Nantinya, bahan kimia ini juga bisa masuk ke dalam ASI

Bahan kimia ini juga bisa menimbulkan akibat bagi perkembangan sistem reproduksi, otak, dan organ lainnya. Anak laki-laki yang terpapar sebelum lahir juga bisa mengalami kelainan perangkat kelamin yang dapat menyebabkan kemandulan.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(mua/fir)

Selengkapnya