Zuhud Hingga Rasa Malu, Ini Untaian Nasihat Sang Karamallahu Wajhah

Mar 09, 2025 07:17 PM - 6 hari yang lalu 11002

KincaiMedia, JAKARTA -- Abu Nu’aim al-Ashbihani merupakan seorang cerdas pandai Muslim dari abad keempat Hijriyah. Sebuah karya fenomenalnya adalah Hilyat al-Auliya wa Thabaqath al-Ashfiya (Perhiasan Para Wali dan Tingkatan Orang-orang Suci). Di dalamnya, dia mencatat sejarah hidup banyak orang saleh, mulai dari generasi sahabat Nabi Muhammad SAW, tabiin, dan tabiit tabiin.

Ali bin Abi Thalib merupakan seorang tokoh yang riwayatnya tercantum. Tidak hanya memaparkan secara biografis, Abu Nu’aim pun menukil banyak petuah Imam Ali di dalam karyanya itu. Sang Karamallahu wajhah berkata, “Hafalkanlah lima perihal dari saya. Seandainya kalian mengendarai unta untuk mencarinya (nasihat-nasihat itu), pasti unta itu sudah lenyap sebelum kalian mendapatkannya.” Berikut adalah tiga dari lima petuah yang dimaksud.

Pentingnya zuhud

“Janganlah seorang hamba Allah mengharapkan selain Tuhannya,” demikian pesan pertama Ali bin Abi Thalib, seperti disebutkan dalam Hilyat al-Auliya. Perkataan itu mengandung hikmah tentang keistimewaan hidup zuhud. Itu tidak berfaedah meninggalkan sama sekali kehidupan dunia, lampau sibuk mengasingkan diri alias memilih seperti rahib.

Sebab, Nabi Muhammad SAW pun menganjurkan umatnya untuk tidak mengabaikan kiprah-kiprah yang bisa dilakukan di dunia. Sebagai gambaran, banyak sahabat beliau yang kaya raya. Namun, kekayaan mereka tidak sampai membutakannya untuk selalu mengabdi sebagai hamba Allah serta berupaya alim dan takwa kepada-Nya.

Mengutip Imam al-Junaid dalam kitab Madarij as-Salikin, “Orang yang zuhud tidak menjadi bangga lantaran mempunyai bumi dan tidak menjadi sedih lantaran kehilangan dunia.” Yang diharapkan mahir zuhud hanyalah ridha Illahi.

Takutlah bakal dosa

Manusia adalah tempatnya salah dan khilaf. Ali bin Abi Thalib berpesan, “Janganlah merasa takut selain kepada dosa sendiri.” Sejalan dengan itu, menurut sahabat Nabi SAW ini, seorang Mukmin hendaknya tidak terjerumus dalam sikap meremehkan dosa.

Selengkapnya