Belajar Kesetiaan Rasulullah Kepada Orang Yang Berbuat Baik Kepada Kita

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

KINCAIMEDIA,JAKARTA--Rasulullah Saw adalah manusia paling sempurna di muka bumi ini. Ada banyak teladan nan bisa dijadikan contoh oleh umatnya. Salah satunya inspirasi tentang kesetiaan teehadap orang nan melakukan baik.

Ahmad Muhammad al-Hufy dalam bukunya "Akhlak Nabi Muhammad Saw" menjelaskan tentang gimana kesetiaan Rasulullah Saw kepada mereka nan melakukan baik. Menurut Ahmad, Rasulullah selalu mengingat dan membalas kebaikan orang nan melakukan baik dan juga membalas kebaikannya dengan nan setimpal.

Muhammad bin Maslamah berkata: Suatu hari kami berbareng Rasulullah. Beliau berbicara kepada Hasan bin Tsabit, "Wahai Hasan, bacakan sebait sair Jahiliah, lampau Hasan membacakan sebuah kasidah Asya nan mencaci Alqamah bin Ulatsah.  

عَلْقَمَةُ مَا أَنْتَ مِنْ عَامِرٍ النَّاقِصِ الْأَوْتَارِ وَالْوَاتِرِ 

"Wahai Alqamah, engkau bukanlah tandingan Amir, maka nan sedikit menuntut balas dan nan yang banyak membunuh (karena keberaniannya)"

Maka Rasulullah berkata, "Hai Hasan, sesudah hari ini,  jangan lagi membacakan syair semacam itu kepadaku." Hasan menjawab, "Wahai Rasulullah, apakah saya dilarang mempercakapkan seorang musyrik nan bermukim di tempat kaisar?" beliau menjawab, "Wahai Hasan, orang nan paling berterima kasih kepada manusia itulah orang nan paling berterima kasih kepada Allah. Sesungguhnya kaisar telah menanyakan teantang diriku kepada Abu Sufyan, lampau Abu Sufyan mengatakan nan tidak baik tentang diriku. Dan kaisar bertanya kepada Alqamah maka dia mengucapkan kata - kata nan baik, maka Rasulullah berterima kasih kepada Alqamah terhadap sikapnya baik itu." 

Berbuat baik sejatinya diperintahkan oleh kepercayaan kepada siapapun. Bahkan kepada mereka nan melakukan jahat. Rasulullah Saw telah mencontohkan dari sikap dan ucapannya gimana memperlakukan dengan baik orang-orang nan mencelakainya. Itu adalah gambaran adab Rasulullah Saw.

Alquran pun telah memerintahkan manusia agar melakukan baik. Sebab kebaikan itu bakal memberikan akibat positif kepada diri sendiri. Sebagaimana tertuang dalam Surah al-Isra' ayat 7 nan berbunyi:

اِنْ اَحْسَنْتُمْ اَحْسَنْتُمْ لِاَنْفُسِكُمْ ۗوَاِنْ اَسَأْتُمْ فَلَهَاۗ فَاِذَا جَاۤءَ وَعْدُ الْاٰخِرَةِ لِيَسٗۤـُٔوْا وُجُوْهَكُمْ وَلِيَدْخُلُوا الْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوْهُ اَوَّلَ مَرَّةٍ وَّلِيُتَبِّرُوْا مَا عَلَوْا تَتْبِيْرًا

In aḥsantum aḥsantum li'anfusikum, wa in asa'tum fa lahā, fa iżā jā'a wa‘dul-ākhirati liyasū'ū wujūhakum wa liyadkhulal-masjida kamā dakhalūhu awwala marratiw wa liyutabbirū mā ‘alau tatbīrā(n).

Artinya: "Jika melakukan baik, (berarti) Anda telah melakukan baik untuk dirimu sendiri. Jika Anda melakukan jahat, (kerugian dari kejahatan) itu kembali kepada dirimu sendiri. Apabila datang saat (kerusakan) nan kedua, (Kami bangkitkan musuhmu) untuk menyuramkan wajahmu, untuk memasuki masjid (Baitulmaqdis) sebagaimana memasukinya ketika pertama kali, dan untuk membinasakan apa saja nan mereka kuasai."

Selengkapnya
Sumber Intisari Islam
Intisari Islam