Keutamaan Bulan Dzulhijjah

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

Musim haji di bulan Dzulhijjah (ilustrasi).

KINCAIMEDIA, JAKARTA – Seluruh umat muslim di seluruh bumi bakal berjumpa bulan Dzulhijah dalam almanak Islam dan bulan tersebut juga mempunyai keistimewaan di dalamnya. Terdapat waktu – waktu tertentu nan dapat menambah pahala bagi umat muslim nan berkompetisi – lomba untuk melakukan suatu kebaikan, ialah pada 10 hari pertama Dzulhijah.

Bagi seorang umat muslim nan melaksanakan semua kebaikan serta ketaatan bakal menjadikan perihal tersebut ibadah nan sangat besar pahalanya. Allah SWT memberikan kenikmatan nan sangat besar dan kudu dapat syukuri, lantaran perihal tersebut belum tentu bakal ditemukan pada waktu – waktu nan lain. Dalam surat Al Fajr ayat 1 dan 2, Allah SWT berfirman,

وَالْفَجْرِ (1) وَلَيَالٍ عَشْرٍ (2) 

Arab Latin: Wal-fajr(i). Wa layālin ‘asyr(in).

Artinya: “Demi fajar; Demi malam nan sepuluh.”

Untuk memahami maksud dari ayat tersebut, para ustadz tafsir mempunyai pendapat nan berbeda – beda. Terdapat pendapat nan shahih seperti nan disampaikan oleh Imam Ibnu Katsir nan mengatakan, bahwa malam nan kesepuluh tersebut adalah 10 hari pertama di bulan Dzulhijah.

Dikutip dari kitab karya Fakhruddin Ar Razi nan berjudul, Tafsir Mafatihul Ghaib menjelaskan pendapat pertama lantaran Nabi Muhammad SAW sangat menjaga 10 malam terakhir di Ramadhan. Tidak hanya itu, di antara malam-malam itu juga bertepatan dengan Lailatul Qadar. Menurut pendapat kedua lantaran pada Muharram terdapat hari nan sangat mulia, ialah hari Asyura. Sedangkan argumen pendapat ketiga lantaran pada Dzulhijjah bertepatan dengan kesibukan umat Islam dalam menjalankan pilar Islam nan kelima, ialah ibadah haji ke Baitullah.

Keutamaan nan dapat dirasakan pada bulan Dzulhijah adalah pada bulan tersebut, semua umat muslim berkumpul di Mekkah untuk menunaikan ibadah haji. Dalam rangka untuk mensucikan Allah SWT dari segala sekutu dan kekurangan. Ibadah haji wajib dilaksanakan jika mempunyai keahlian secara bentuk ataupun finansial dan menunaikan shalat Idul Adha bagi nan tidak bisa melaksanakan haji. Maka, Allah SWT bakal memberikan pahala nan besar bagi mereka nan mengerjakannya dan dapat menikmati hasilnya di alambaka nanti.

“Karena 10 hari awal Dzulhijjah tersebut menjadi hari berjamu ke Baitullah, sementara suatu waktu andaikan lebih mulia dari waktu nan lain, maka kebaikan kebaikan di dalamnya juga lebih utama,” kata Syekh Muhammad Abdurrahman, dikutip dari kitab Tuhfatul Ahwadi, Senin (06/05/2024). 

Selengkapnya
Sumber Intisari Islam
Intisari Islam