Muadz Bin Jabal Seorang Hakim Dan Pemimpin Para Ulama Di Akhirat  

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

KINCAIMEDIA,JAKARTA — Mu'adz bin Jabal bin Amr bin Aus Al-Anshari Al-Khazraji adalah seorang anak muda nan rupawan dan mempunyai tutur bahasa nan bagus dan menarik. Meskipun tetap muda, Mu’adz telah diakui sebagai tokoh dari kalangan Madinah.  

Setelah memeluk Islam, hukum-hukum Islam dengan sigap dapat diterima dan diyakini Mu’adz sepenuh hatinya. Setelah dia dekat dengan Nabi SAW, tampaklah kelebihan nan dimiliki Muadz bin Jabal ahli dalam norma dan fiqih nan diajarkan Nabi saw.

Dikutip dari buku “Muadz bin Jabal: Cendekiawan Muslim nan Menguasai Ilmu Fiqih serta Paling Tahu tentang Halal dan Haram” oleh Astry Islam, Mu’adz bin Jabal adalah seorang muslim nan tidak pernah meninggalkan tanggungjawab sebagai pejuang Islam, dia siap menerima perihal nan gimana pun peliknya asal demi syiar Islam. 

Rasulullah merasa senang dan senang mempunyai sahabat seperti Mu’adz. Penguasaannya bakal pengetahuan agama, membikin Rasulullah bersabda: "Yang lebih mengerti di antara umatku tentang legal dan haram adalah Muadz bin Jabal."

Pengakuan Nabi mengenai luasnya pengetahuan nan dimiliki Muadz bin Jabal menandakan suatu kelebihan dari pemuda tampan dan saleh tersebut. Nabi tidak mungkin bicara demikian jika Muadz bin Jabal pengetahuannya setara dengan sahabatnya nan lain. Hal ini terjadi sebelum banyaknya para sahabat lainnya nan menjadi pengikut setia Nabi.

Pendapat Sahabat tentang Mu'adz

Pada masa pemerintahan Khalifah Umar ra. ada beberapa cerita nan berasosiasi dengan kehidupan Muadz bin Jabal. Kisah ini diterangkan oleh A'idzullah bin Abdillah.

Suatu hari Khalifah Umar ra. berbareng beberapa orang sahabat masuk ke dalam masjid. "Maka duduklah saya pada suatu majelis nan dihadiri tiga puluh orang lebih. Masing-masing mengatakan sebuah hadits nan diterima dari Rasulullah Saw. Pada lingkaran (halaqah) tampaklah seorang pemuda tampan, wajahnya bekerlapan dengan senyum nan menarik hati. Kulitnya hitam manis, bersih, manis tutur katanya, dan termuda di antara nan datang di situ. Kalau di antara mereka terdapat keraguan mengenai hadits nan dibacakan tersebut langsung mereka tanyakan kepada pemuda itu. Dengan segera dia bakal memberikan jawaban sebagai fatwanya. Penerangannya menarik hati serta memukau pada pendengar termasuk Umar sendiri.

Akan tetapi, dia tidak bakal bicara selain diminta. Sifatnya pendiam, lebih banyak memperhatikan daripada bicara. Tatkala pertemuan tersebut berakhir, saya dekati dia dan saya tanyakan namanya. Ia menjawab dengan ramah, 'Saya adalah Muadz bin Jabal.' Mendengar penjelasan itu saya langsung meletakkan hormat kepadanya, ujar A'idzu bin Abdillah."

Lain lagi dengan cerita nan diterangkan oleh Abu Muslim al-Khaulani. "Saya masuk ke masjid Hamzah kiranya saya dapati segolongan orang tua sedang duduk. Di tengah-tengah mereka terlihat seorang anak muda nan tampan. Giginya berkilat lantaran bersih. Ia hanya tak bersuara tidak membuka suara, tetapi jika orang-orang nan mengelilingi tersebut merasa ragu bakal masalah nan tengah dihadapinya bakal langsung menanyakan kepadanya. Dengan spontan pemuda tampan itu bakal menerangkan alias menjawab nan mereka kemukakan kepadanya. Dengan rasa penasaran saya tanyakan kepada kawan karibku, siapakah dia sebenarnya. "Itulah dia Muadz bin Jabal," jawab sahabatku.

Sejak saat itu timbullah emosi sayang dan suka kepadanya. Pemuda nan saleh serta berilmu luas patut dihormati, pikirku."

Ada lagi cerita dari Shahar bin Hansyab. Beginilah ceritanya:

"Bila para sahabat berbicara, sedangkan di antara mereka datang Muadz bin Jabal, tentulah mereka bakal sama meminta pendapatnya lantaran pribadinya nan agung!” Bahkan, Amirul Mukminin sendiri Umar RA sering meminta pendapat maupun saran dari Muadz bin Jabal.

Pernah pada suatu hari Umar RA menghadapi masalah norma nan cukup berat. Untung ada Muadz bin Jabal maka masalahnya dapat diselesaikan. Umar berbicara kepada para sahabat nan lain mengenai kejadian tersebut, "Kalau tidak ada Muadz bin Jabal, celakalah Umar!"

Di sini bukti menunjukkan bahwa ucapan dan jawaban Muadz bin Jabal selalu memuaskan pendengarnya walaupun dia musuh sekalipun. Penerangannya nan diucapkan Muadz bin Jabal mengalir tenang bakal tetapi bisa memporak-porandakan musuh (lawan) nan bersalah. Para pendengar bakal merasa puas jika mendengar ucapannya.

la seorang pemuda pendiam bakal tetapi jika sudah buka bunyi maka dari mulutnya keluar butiran-butiran hikmat nan bagus ibaratkan untaian permata. Cahaya keagamaan terpancar dari kalimat demi kalimat nan diucapkannya.

Mu’adz menjadi Hakim di Yaman

Dikutip dari kitab Alqur'an dan Sunnah Berbicara tentang Kekuasaan oleh Dr Thaha Ahmad Az Zaidi, Rasulullah SAW mengirimkan para pengadil ke beragam kota dan wilayah kekuasaan Islam. Beliau mengirim Mu’adz bin Jabal sebagai pengadil ke Yaman.

Pada waktu beliau mengirim Mu’adz menjadi pengadil ke Kota Yaman, Rasulullah sempat bertanya, “Bagaimana Anda kudu memutuskan perkara?" Ia menjawab, "Aku bakal memutuskan berasas keterangan dalam Kitabullah." Beliau bertanya lagi, “Apabila tiada keterangan dalam Kitabullah?" Ia menjawab, “Maka berasas sunnah Nabi.” Rasulullah bertanya lebih lanjut, "Apabila tidak ada keterangan dalam sunnah Nabi?" Ia menjawab, “Aku bakal berijtihad dengan pemikiranku.” Rasulullah lampau berkata, "Segala puji bagi Allah nan telah memberikan taufik kepada utusan Rasulullah terhadap apa nan disetujui Rasulullah!”

Itulah keistimewaan Mu'adz bin Jabal lantaran dianggap mempunyai otoritas keilmuan. Hingga Rasulullah pun bersabda: "Mu'adz bin Jabal adalah pemimpin para ustadz di hari kiamat."

Pengakuan otoritas keilmuan Mu'adz bin Jabal juga datang dari Umar bin Khattab. Sebelum wafat, beliau pernah ditanya seputar siapa nan bakal menggantikannya sebagai Khalifah. Beliau menjawab: "Seandainya Mu'adz bin Jabal tetap hidup maka saya bakal mengangkatnya sebagai khalifah. Jika saya telah menghadap Allah dan ditanya argumen mengangkat Mu'adz sebagai pemimpin umat Muhammad, maka saya bakal jawab: bahwa saya telah mendengar langsung sabda Rasulullah nan mengatakan Mu'adz bin Jabal adalah pemimpin para ustadz di hari kiamat.”

Selengkapnya
Sumber Intisari Islam
Intisari Islam